NiFiRa Online Shop

Kamis, 08 April 2010

"DIA"

Dia selalu duduk di sudut ruangan itu. Dia selalu memesan es cappuccino dan pisang bakar di mejanya. Ingin sekali ku menyapanya, tapi ku tak punya kuasa. Jangankan untuk menyapanya, mendekat saja aku tidak berani. Dia adalah sosok pria yang sangat tampan bagiku. Dia begitu mempesona dan sangat ramah. Setiap kali ku melihatnya dan dia pun menatap ku, dia tersenyum manis. Ooh,,Tuhan, berikanlah kekuatan untukku agar aku bisa menyapanya. Setiap malam ku selalu berdoa. Dan hari ini akan ku coba untuk menyapanya. Kebetulan hari ini aku dapat shift malam, jadi aku bisa sedikit banyak waktu untuk mendekatinya.

Waktu terus berputar, tapi belum juga ku melihat sosok ‘dia’. Biasanya dia selalu datang saat aku akan pulang, karena memang sudah waktunya ganti shift. Hari ini dia tidak datang. Terpaksa niatku untuk menyapanya ditunda. Lambat laun ku mulai merasa kesepian karena dia tidak juga datang. Padahal ini sudah hampir seminggu, kemana dia?? Ada apa dia?? Banyak pertanyaan yang mulai merasuki ku.

Aku mulai merasa tidak nyaman disini, teman-teman kerjaku selalu mengejek-ngejek ku karena mereka berpikir aku tidak berani menyapa dia. Aku dianggap hanya seorang yang bermulut besar. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku mengundurkan diri dari restoran ternama itu. Keadaan ku sekarang sangatlah tidak jelas. Tidak ada lagi penghasilan yang tetap yang ku dapatkan juga tidak pernah lagi ku melihat dia.

Pontang panting aku mencari pekerjaan baru. Hampir semua restoran, café, atau rumah makan di Jakarta jadi tempat kerjaku. Tapi tidak ada satupun yang membuatku nyaman. Mungkin salah satu faktornya karena tidak ada dia. Dia yang selalu jadi alasanku mengapa ku bertahan di restoran yang ternama itu. Perlahan tapi pasti ku harus bisa melupakan dia. Akhirnya ku menemukan tempat kerja yang sangat nyaman. Memang restoran ini belum berkembang masih sangat baru. Tetapi orang-orang di restoran ini bisa menerimaku apadanya.

Ku sangat suka keadaan ditempat kerjaku yang baru ini. Walaupun sosok ‘dia’ sudah tidak mungkin ku lihat lagi. Ku selalu bertanya-tanya, apa mungkin dia masih suka pergi ke restoran yang ternama itu?? Atau mungkin dia tidak pernah lagi kesana karena dia tahu kalo aku sudah tidak bekerja lagi disana?? Hahaha,,,itu sih hanya inginku saja. Salah seorang temanku menyapaku, menyadarkanku dari lamunan panjang disiang hari. Sudah seharusnya aku bersyukur apa yang sudah ku dapat sampai saat ini. Tidak baik kalau ku terus melamunkan dia. Aku memang tidak mengenalnya, tidak tahu namanya siapa. Tetapi karena dialah aku bisa bertahan, dia alasanku mengapa aku masih saja mencari pekerjaan yang tidak jauh dari pekerjaan ku yang lama. Ya karena ku berharap, suatu hari nanti aku bisa bertemu dengannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar